Yuk kenalan sama Disruptive innovation

Image result for disruptive innovation

Dalam beberapa pertemuan di kelas semester ini, pengembangan teori blue-dan red ocean membawa saya dengan terminologi inovasi disruptif (disruptive innovation). Memang penekanan red-blue ocean ada di pengembangan pasar, namun tidak dapat dipungkiri bahwa inovasi -lah yang membuat pasar berubah-begitu pula sebalikanya. Pasar bergerak mengikuti inovasi.

Continue reading

#CariTau Pedoman Penulisan Deskripsi Diri Sertifikasi Dosen (Serdos)

Image result for success quotes

Menurut saya elemen terberat dalam proses serdos adalah menulis Deskripsi Diri. Apalagi bagi dosen pemula seperti saya.. Butuh waktu berhari-hari untuk berpikir, menulis, minum kopi, jalan-jalan  kemudian berpikir lagi.. dan begitu seterusnya.. 😀 . Oleh sebab itu bagi saya penting sekali mempersiapkan deskripsi diri di awal, meskipun kita tidak tau apakah lulus untuk penyusunan D5 atau tidak.

Perhatikan tabel berikut mengenai bobot penilaian unsur deskripsi diri. Tampak bahwa Bobot terbesar terdapat pada Publikasi Karya Ilmiah (18), Usaha kreatif dan dampak perbahan (8) serta implementasi kegiatan pengabmas (5). Oleh sebab itu perhatikan ketiga untus ini untuk mendapatkan nilai maksimal dari penyusunan DD

Screen Shot 2017-12-04 at 1.09.10 PM.png

Continue reading

#CariTau Berikut adalah Penyebab Dosen Tidak Lulus Sertifikasi Dosen (Serdos)

Related image

Seperti yang saya sampaikan pada post saya sebelumnya, sertifikasi dosen adalah sebuah proses dimana setiap tahapannya membutuhkan konsentrasi penuh.  Tidak jarang dosen senior pun bisa gagal dan harus mencoba lagi. Tetap semangat!  Gagal hanyalah sukses yang tertunda. Nah untuk menghindari hasil yang kurang memuaskan (tidak lulus), berikut adalah beberapa penyebab ketidak-lulusan serdos yang saya rangkum dari beberapa sumber.

Continue reading

Panduan Lulus Sertifikasi Dosen (Serdos) Dikti

Image result for learning

Salah satu kaul saya setelah lulus #serdos adalah menulis pengalaman ini. Maksud tulisan ini adalah untuk berbagi informasi, tips dan trik sehingga sertifikasi ini dapat dilalui dengan lancar dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Tulisan ini akan menjadi sedikit panjang dan akan saya bagi menjadi 3 tahap; 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan dan 3) pengumuman hasil Serdos

Continue reading

MEMPERSIAPKAN DAN MELAKSANAKAN TEST TKDA & TOEP

Image result for success

Langkah awal yang harus rekan-rekan lakukan adalah melakukan pendaftaran keanggotaan secara online di Https://member.plti.co.id, langkah berikutnya mengunduh dokumen panduan pelaksanaan dari PLTI, yaitu :

Continue reading

Menulis Daftar Pustaka (APA Style)

Image result for literature review

Seperti janji saya pada post sebelumnya, kali ini saya akan membahas mengenai tata cara menuliskan daftar pustaka yang mingikuti format APA style. Format ini adalah format yang dipergunakan di kampus tempat saya mengajar, Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali. Karena ini akan menjadi post yang panjang, maka akan saya sertakan juga lampiran pada akhir post sehingga mudah untuk didownload bagi mereka yang membutuhkan 😀

Jika merujuk pada definisinya,  daftar pustaka menurpakan suatu daftar yang memuat semua informasi dari sumber kutipan secara jelas dan terperinci, yang disusun secara alfabetis. Secara umum cara menuliskan daftara pustaka adalah sebagai berikut:

  1. Penulisan nama pengarang pertama dan seterusnya: nama belakang/keluarga diikuti dengan inisial nama depan dan tengah (jika ada)
  2. Hanya huruf pertama dari judul karya atau judul tambahan ditulis menggunakan huruf kapital.
  3. Pada sumber online, tuliskan secara lengkap URL nya dengan cara menuliskan kata “retrieved from” atau “diakses dari” sebelum URL dan tidak dituliskan tanggal akses (tanggal unduh atau melihat web tersebut).
  4. Untuk Prosiding yang diakses secara online maka gantikan kota terbit dan penerbit dengan nomor DOI (Digital Object Identifier) atau URL, seperti dalam artikel jurnal online.
    • Nomor DOI (Digital Object Identifier) adalah penanda yang spesifik dan tetap untuk dokumen online yang
  5. Nama negara dari kota terbit dituliskan setelah kota terbit dan dipisahkan dengan tanda koma.
  6. Tidak ada kata yang digarisbawahi, termasuk URL

Continue reading

Cara Mengutip dalam Karya Tulis Ilmiah

Dalam berbagai kesempatan cukup banyak mahasiswa dan bimbingan saya yang menanyakan mengenai tatacara “mengutip” yang baik dan benar. Pertimbangannya tentu indikasi plagiat yang mungkin terjadi tanpa disadari. Nah, tulisan kali ini akan memberi gambaran mengenai bagaimana caranya mengutip yang baik dan benar sehingga terhindar dari indikasi plagiarisme.

Di setiap karya tulis ilmiah pasti ada bagian yang diambil dari ide,  analisa, argumen dan atau hasil penelitian orang lain. Bagian inilah yang dinamakan kutipan. Peran penting dari kutipan adalah dipakai untuk mendukung argumen dan analisa penulis. Kutipan bisa diambil dari berbagai sumber, baik teks maupun audio visual, baik dari media print sampai online, juga bisa dokumen yang published maupun unpublished. Semua jenis dokumen dapat digunakan menjadi bagian dalam tulisan ilmiah yang dipergunakan untuk mendukung karya tulis. Yang perlu diingat setiap kali mengambil ide, argumen, tulisan, hasil penelitian, dan sebagainya dari orang lain adalah harus mencantumkan asal-usul kutipan dalam sumber kutipan dan secara mendetail dalam daftar pustaka.

Secara sederhana, kutipan adalah semua kalimat dan atau paragraf yang bukan berasal dari ide/tulisan milik penulis langsung. Biasanya seorang penulis atau pengarang mengambil tulisan orang lain untuk menjadi bagian dalam tulisannya. Bagian dari tulisan orang lain ini dipergunakan untuk memperkuat, mempertajam maupun memberikan argumentasi terhadap tulisan tersebut.

Berdasarkan cara mengutipnya, kutipan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

  1. Kutipan tidak langsung  yaitu penulis mengambil ide orang lain, kemudian merangkainya dengan kalimat sendiri. Hal ini berarti penulis tidak menulis sama persis dengan kalimat asli yang dikutip. Penulis merangkai dan merangkum kalimat berdasarkan artikel atau sumber
  2. Kutipan langsung yaitu menulis ulang ide orang lain sesuai dengan aslinya. Hal ini berarti penulis langsung menggunakan teknik copy lalu paste  secara langsung tanpa mengubah kalimat aslinya.

Continue reading

#FootNote: Experiencing Experience Economy

Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan untuk mengikuti sebuah conference di Wuxi-China. Salah satu kegiatan dari conference tersebut adalah mengenal cultural heritage yang menjadi tujuan wisatawan yang berlibur ke daerah ini. Memang secara peta pariwisata, Wuxi tidak dikenal sebagai destinasi favorit wisatawan, namun menurut saya kota ini memiliki daya taeriknya tersendiri.

Salah satu destinasi yang kami kunjungi adalah old market yang sebenarnya merupakan tempat bersembahyang (kuil). Namun karena banyak yang mengunjungi daerah tersebut maka muncullah bangunan-bangunan yang menjual berbagai pernak-pernik serta makanan khas Wuxi. Yang menarik adalah seluruh bangunan mengadopsi pola bangunan kuno sehingga seolah-olah kita ditarik ke masa lalu.

Stall yang menyita perhatian saya adalah tempat pembiakan mutiara air tawar. Kerang mutiara ini sengaja dibiarkan hidup untuk memberikan pengalaman tersendiri bagi wisatawan. Saat kita sudah memilih kerang yang kita sukai, maka kerang akan dibuka tepat didepan kita untuk menunjukkan bahwa ini “beneran mutiara loh” bukan mote-motean (mutiara palsu) 😀

20171018_102757.jpg 20171018_102759.jpg

Setelah kita memilih mutiaranya maka si penjual dengan trampil membentuk mutiara tersebut sesuai dengan keinginan kita. Mau jadi gelang atau kalung semua bisa diatur. Disini kita bisa lihat sendiri proses dari kerang itu dibuka, dipanen mutiaranya lalu kemudian dirangkai menjadi bentuk yang kita inginkan. Sungguh pengalaman yang luar biasa bagi saya yang tidak pernah melihat langsung kerang mutiara.

20171018_103243.jpg 20171018_103240.jpg

Konsep seperti inilah yang disebut oleh Pine dan Gilmore (1996) sebagai konsep “experience economy”. Saat sebuah produk diberikan elemen pengalaman (experience) maka dia akan bernilai berkali-kali lipat dari harga sebenarnya. Contoh yang paling sering saya pergunakan adalah Starbucks. Produk komoditasnya sebenarnya adalah kopi namun karena yang dijual oleh starbucks adalah pengalaman, ambience dan “prestis” maka secangkir kopi yang hanya berharga Rp5.000, dengan menambahkan logo mermaid berwana hijau maka praktis harganya menjadi Rp50.000 secangkir.

Oleh sebab itu janganlah membuat produk yang hanya menjadi komoditas. Harganya selain murah akan sangat mudah diduplikasi oleh kompetitor. Selalu buat produk yang juga memiliki elemen experience sehingga kesempatan untuk secure pricing berikut dengan menciptalan loyal customer akan lebih mudah dicapai.